Rabu, 23 Mei 2012

Shadaqah tapi Nggak Shalat


         Meski shalat dan shadaqah sama-sama perbuatan baik, tapi keduanya memiliki nilai yang berbeda. Antara wajib dan Sunnah. Ungkapan dalam filasafatnya kurang lebih begini; setiap perintah Allah yang di wajibkan seperti yang tertera dalam rukun Islam, akan menjadi 'point' untuk sebuah nilai. Sementara seluruh amaliyah sunnah hanya akan menjadi angka nol. Maksudnya, bahwa perbuatan sunnah hanya sebagai penambah nilai dari perbuatan yang wajib. Contoh, bila nada bershadaqah maka anda akan mendapatkan nilai nol. Anda tersenyum manis kepada orang lain, anda juga akan mendapat tambahan nol lagi. Sedang anda tidak melakukan shalat wajib, maka anda tidak memiliki point.

           Atau sebanyak apapun angka nol yang anda kumpulkan, tidak akan menjadi bernilai bila di depanya tidak ada point. Padahal point hanya akan anda dapat ketika anda melakukan amaliyah wajib. Beda halnya ketika anda telah melakukan shalat wajib, anda telah memiliki point 1 (satu). Dan saat anda bershadaqah , anda mendapatkan angka nol. Maka kini anda telah memiliki nilai 10. Lalu ketika anda menambahkan kebaikan lainya, maka anda mendapatkan lagi angka nol. Kini anda pun sudah memiliki nilai 100, dan begitu seterusnya. Jadi shadaqah tanpa shalat fardu akan menjadi kurang berarti.
       
         Shalat berati 'hubungan' sedang hubungan ada dua, hubungan kepada Allah yang kita sebuat dengan hablumminallah dan hubungan kepada manusia yang kita sebuat dengan hablumminannas. Seseorang yang hanya baik dengan hubungannya dengan Allah, dengan kata lain ritual shalatnya bagus, tapi jika hubungan dengan sesama manusia tidak baik, maka dia belum dikatakan shalat. Begitupun sebaliknya.

        Orang yang mengaku dirinya sudah shalat berarti ia telah menjalin hubungan yang baik dengan Allah dan manusia lainnya. Logikanya adalah saat anda (misalnya) telah menjalin hubungan yang baik dengan rekan anda, maka mustahil anda akan menyakiti dia, begitupun sebaliknya. Inilah yang dimaksut oleh Allah bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

     Adapu orang yang shalat namun perilakunya masih keji, itu lantaran mereka tidak dapat konsisten (lalai) dengan hubungannya atau mungkin ia melakukan shalat hanya sebagai kewajiban tapi tidak mengerti makna shalat itu sendiri. Dalam surat Al-Ma'un ayat 4-5 dikatakan: " Celakalah bagi orang yang shalat, yang lalai tentang shalatnya". Lihat dalam redaksi ayat tersebut, yang digunkana adalah kata 'an' (tentang) bukan 'fiy' (dalam).

      Adapun laki-laki yang ditekankan untuk melaksanakan shalat di masjid, itu karena masjid adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang ada di kampung/kota agar satu dengan yang lainnya dapat saling mengenal sehingga membuat kehidupan ini bertambah ramai. Bila saling mengenal, insya Allah rezeki pun akan menjadi lebih mudah.

     Begitu pula dengan ka'bah. Ka'bah adalah tempat berkumpulnya  seluruh manusia di atas muka bumi agar kita bisa saling mengenal antar suku bangsa. Lebih dari itu, setelah saling mengenal, akan terjalin sebuah hubungan. Karena itu, diwajibkan bagi umat Islam untuk mengahampirinya . Wallahua'lam



1 komentar: