Rabu, 23 Mei 2012

Belajar kepada Iblis


         Segala apa yang Allah ciptakan pasti mengandung kebaikan. Seluruh alam ini bahkan sampai iblis pun diciptakan tidak sia-sia. Wamaakholaqta haadza baathila.  Iblis di ciptakan supaya kita bisa belajar darinya. Belajar menahan bujuk rayunya yang begitu menggiurkan namun berakibat fatal dalam mahligai kehidupan. Siapa yang berhasil menahan bujuk rayu iblis, maka ia akan naik pangkat. Naik derajat dan matang dalam mengarungi kehidupan ini. Kematangan pribadi akan membuat diri seseorang mudah mendapatkan kebahagiaan. Namun bagi mereka yang gagal menghalau bujuk rayu iblis, akan berada pada ruangan lingkup yang penuh dengan penderitaan.

        Kadang-kadang iblis merayu dengan sesuatu yang terkesan baik, hampir serupa dengan hidayah. Akan tetapi, sesuatu yang datang dari iblis itu untuk menyesatkan manusia. Mudah memilah dan memilih antara suara iblis dengan hidayah. Merupakan ciri khas bujuk rayu iblis adalah agar seseorang tidak melaksanakan kebaikan. Seperti misalnya seseorang yang ingin melakukan ibadah sunnah di masjid, biasanya iblis akan mengatakan "jangan shalat sunnah dihadapan orang banyak, nanti engkau akan dianggap riya". Bila seseorang itu urung melaksanakan shalat sunnah, maka iblis sesungguhnya ia telah tergoda oleh iblis.

       Contoh lainnya lagi ketika seseorang ingin bersedekah, iblis akan mengeluarkan jurus hebat yang menelusup kedalam logika. Seperti, "bila engkau sedekahkan uang ini, nanti keluargamu akan kekurangan. Bukankah keluarga lebih utama dari orang lain?" Bila seseorang tidak jadi bersedekah, maka iblis telah menguasai batinya. Naudzubillah.


       Intinya, bila suara itu melarang untuk berbuat kebajikan, sesungguhnya itu datang dari iblis. Namun bila suara tersebut memerintah kepada kebajikan, itu hidayah. Iblis berasal dari golongan jin yang terkutuk. Sengaja iblis di ciptakan sebagai tanding malaikat dalam hidayah kebajikan. Agar manusia ada ikhtiar atau usaha dalam mendapatkan hidayah tersebut.

        Usahanya adalah menghalau bujuk rayu iblis itu. Sebab sesuatu yang didapatkan oleh manusia tanpa usaha, nilainya tidak akan senikmat dan sebahagia sesuatu yang didapatkan dengan perjuangan. Seperti beda rasanya orang yang menjadi kaya lantaran peniggalan warisan dengan orang yang lebih kaya karena kegigihan upaya bekerja.

        Belajar dari iblis bagaimana ia terus berupaya membujuk manusia dalam kesesatan. Pantang menyerah. Berbagai macam cara akan dilakukan. Bila gagal dengan cara yang satu, ia akan terus berusaha dengan cara lainnya. Yang patut di contoh dari iblis lainnya adalah mereka berdo'a kepada Allah tiada henti meskipun do'a nya untuk kesesatan manusia.

        Mungkin saudara akan bertanya, "mengapa Allah mengabulkan do'a yang buruk?". Allah berfirman, ud'uniy astajib lakum (berdo'alah kepada-Ku niscahya kukabulkan do'amu). Ayat ini berlaku untuk semua makluk Allah tanpa terkecuali. Jin, manusia, dan iblis bisa mendapatkan keadilan dari firman ini. Artinya siapapun diantara jin manusia dan iblis yang berdo'a kepada Allah, niscahya do'anya akan dikabulkan. tinggal kemudian apakah diantara jin manusia dan iblis itu memiliki do'a yang saling bertentangan.

        Misalnya manusia berdo'a  agar Allah memberikan kebaikan buatnya, sementara di sisi lain iblis berdo'a agar Allah tidak mengabulkan do'a manusia tersebut, maka Allah akan melihat siapa diantara manusia dan iblis itu yang kualitas dan durasi do'anya lebih baik. Dalam hal ini siapa yang lebih ingat kepada Allah, maka Allah akan lebih ingat kepadanya. Bila ternyata iblis lebih ingat kepada Allah, maka keadilan Allah akan berlaku. Yakni Allah lebih mengabulkan do'a iblis. Udzkurniy Fadzkurkum (ingatlah Aku maka Aku akan mengingat mu).

      Gampangnya begini, seseorang berdo'a pada saat setelah shalat subuh. Katakan saja lamanya hingga satu jam. Kemudian ia mulai beraktivitas. Jika pada saat ia beraktivitas ia lupa kepada Allah, maka saat itu (saat orang lupa) dijadikan kesempatan oleh iblis untuk berdo'a kepada Allah agar Allah tidak mengabulkan do'anya. Dan iblis akan terus berdo'a hingga seseorang ingat kembali kepada Allah.

      Katakan saja bila seseorang itu baru ingat kembali kepada Allah pada saat adzan zuhur, baru iblis berhenti berdo'a untuk keburukannya. Hanya saja durasi manusia yang ingat kepada Allah itu shubuh tadi cuma satu jam, sementara ia lupa kepada Allah selama tujuh jam. Karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Adil, maka bukan Allah tidak mengabulkan do'a manusia, melainkan Allah sedang mengabulkan do'a iblis agar Allah tidak mengabulkan do'a manusia tersebut.

       Itulah kenapa sebabnya para sufi tidak mengharapkan keadilan Allah, mereka lebih memilih ampunan-Nya. Sebab bila keadilan Allah yang berlaku, jelas manusia akan lebih banyak dosa ketimbang pahalanya. Dan keadilan akan meletakkan ia pada hukuman.

      Saudara ingat akan kisah seseorang pelacur yang sepanjang hidupnya telah berzinah, namun ia berharap akan ampunan Allah setelah setelah menolong seekor anjing, kemudian Allah mengampuni-Nya dan ditempatkan dalam syurga. Atau saudarapun ingat akan kisah seorang pembunuh yang telah membunuh seratus orang. Kemudian ia mengharap ampunan Allah pada perjalananya ke negeri seberang untuk merubah diri menjadi orang yang lebih baik. Namun sebelum ia sampai di negeri yang dituju, izrail menjemputnya kemudian Allah mengampuni semua dosanya dan menempatkan di dalam syurga.

  Demikianlah manusia bisa belajar dari kegigihan iblis. Kalau iblis saja bisa, masa manusia sebagai makluk yang paling istimewa malah tidak bisa?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar